Buah semangka digantung ditali
Pas mau jatuh banyak yang teriak
Hidup hanya satu kali
Isilah dengan berbuat baik
Selasa, 01 Mei 2012
Bawah ke Atas
Kita lahir tanpa mengetahui apapun yang ada dibumi ini ,hanya ada orang-ornga yang sayang kepada kita yang siapnmengurus kita .Mereka mulai mengajarkan kita tentang akhlak dalam bersikap ,tentang tata keramah ,sopan santun .Seiring berjalannya waktu kita mulai tumbuh ,banyak hal diluar sana yang mulai kita ketahui .Semua mulai kita ketahui saat kaki ini sudah mampu melangkah sendiri tanpa dituntun oleh orang tua kita.
Saat kita dewasa kita mulai mengawalinya dengan diri kita sendiri ,orang tua yang semakin tua hanya mampu memberikan kita nasihat ,sudah sepatutnya kita mengurusnya seperti mereka mengurus kita .Saat tua kita memiliki anak-anak yang harus kita jaga dengan kasih sayang ,agar kelak mereka mau mengurus dan menjaga kita seperti apa yang kita lakukan .
Mimpi kali Yaa?
Semua orang memiliki mimpi, mimpi ingin menjadi apa nantinya .Mimpi adalah sebuah harapan ,namun seberapa besar kita menghargai mimpi kita tersebut dan sebesar itu pula kemungkinan kita mendapatkan mimpi kita .Mimpi adalah milik semua orang ,mimpi tak pernah memilih kepada siapa ia harus berada .Kita dapat meraih mimpi kita jika kita yakin bahwa kita dapat meraih mimpi kita ,jika kita mau berusaha mengejar mimpi kita ,jika kita serius untuk mendapatkannya .Kegagalan karena kita tak bersungguh-sungguh memaknai mimpi kita ,namun bisa juga karena memang belum waktunya.
Pendapat
Dalam kehidupan, kita selalu memikul tanggung jawab. Sedari
kecil, remaja, dewasa, hingga tua, kita akan terus menerus melakukan
aktivitas-aktivitas kecil maupun besar sebagai bentuk kewajiban yang kita
emban. Dan, jika kita mengabaikannya, dampak negatif akan kita rasakan.
Karena itu, hanya dengan selalu melakukan kebiasaan positif,
dengan kesadaran penuh dan dilakukan secara terus menerus, maka sikap tanggung
jawab akan menjadi ciri khas kita yang dapat membawa diri pada kehidupan yang
lebih baik dan lebih bermutu.
Teori dan Artikel tentang Tanggung Jawab
Teori
http://www.andriewongso.com/artikel/aw_artikel/556/Sikap_Tanggung_Jawab/
http://sosialdasar.blogspot.com/2011/03/manusia-dan-arti-tanggung-jawab.html
Tanggung jawab menurut kamus umum Bahasa Indonesia adalah,
keadaan wajib menanggung segala sesuatunya.Tanggung jawab adalah kesadaran
manusia akan tingkah laku atau perbuatannya yang disengaja maupun yang tidak di
sengaja. Tangung jawab juga berarti berbuat sebagai perwujudan kesadaran akan
kewajibannya.
Artikel
Dikisahkan, sebuah keluarga mempunyai anak semata wayang.
Ayah dan ibu sibuk bekerja dan cenderung memanjakan si anak dengan berbagai
fasilitas. Hal tersebut membuat si anak tumbuh menjadi anak yang manja, malas,
dan pandai berdalih untuk menghindari segala macam tanggung jawab.
Setiap kali si ibu menyuruh membersihkan kamar atau
sepatunya sendiri, ia dengan segera menjawab, "Aaaah Ibu. Kan ada si bibi
yang bisa mengerjakan semua itu. Lagian, untuk apa dibersihkan, toh nanti kotor
lagi." Demikian pula jika diminta untuk membantu membersihkan rumah atau
tugas lain saat si pembantu pulang, anak itu selalu berdalih dengan berbagai
alasan yang tidak masuk akal.
Ayah dan ibu sangat kecewa dan sedih melihat kelakuan anak
tunggal mereka. Walaupun tahu bahwa seringnya memanjakan anaklah yang menjadi
penyebab sang anak berbuat demikian. Mereka pun kemudian berpikir keras,
bagaimana cara merubah sikap si anak? Mereka pun berniat memberi pelajaran
kepada anak tersebut.
Suatu hari, atas kesepakatan bersama, uang saku yang rutin
diterima setiap hari, pagi itu tidak diberikan. Si anak pun segera protes
dengan kata-kata kasar, "Mengapa Papa tidak memberiku uang saku? Mau aku
mati kelaparan di sekolah ya?"
Sambil tersenyum si ayah menjawab, "Untuk apa uang
saku, toh nanti habis lagi?"
Demikian pula saat sarapan pagi, dia duduk di meja makan
tetapi tidak ada makanan yang tersedia. Anak itu pun kembali berteriak protes,
"Ma, lapar nih. Mana makanannya? Aku buru-buru mau ke sekolah."
"Untuk apa makan? Toh nanti lapar lagi?" jawab si
ibu tenang.
Sambil kebingungan, si anak berangkat ke sekolah tanpa bekal
uang dan perut kosong. Seharian di sekolah, dia merasa tersiksa, tidak bisa
berkonsentrasi karena lapar dan jengkel. Dia merasa kalau orangtuanya sekarang
sudah tidak lagi menyayanginya.
Pada malam hari, sambil menyiapkan makan malam, sang ibu
berkata, "Anakku. Saat akan makan, kita harus menyiapkan makanan di dapur.
Setelah itu, ada tanggung jawab untuk membersihkan perlengkapan kotor. Tidak
ada alasan untuk tidak mengerjakannya dan akan terus begitu selama kita harus
makan untuk kelangsungan hidup. Sekarang makan, besok juga makan lagi. Hari ini
mandi, nanti kotor, dan harus juga mandi lagi. Hidup adalah rangkaian tanggung
jawab, setiap hari harus mengulangi hal-hal baik. Jangan berdalih, tidak mau
melakukan ini itu karena dorongan kemalasan kamu. Ibu harap kamu
mengerti."
Si anak menganggukkan kepala, "Ya Ayah-Ibu, saya mulai
mengerti. Saya juga berjanji untuk tidak akan mengulangi lagi."
http://www.andriewongso.com/artikel/aw_artikel/556/Sikap_Tanggung_Jawab/
http://sosialdasar.blogspot.com/2011/03/manusia-dan-arti-tanggung-jawab.html
Pendapat
Pandangan hidup adalah pendapat atau pertimbangan yang di
jadikan pegangan, pedoman, atau arahan, petunjuk hidup di dunia yang merupakan
hasil pemikiran manusia berdasarkan pengalaman sejarah menurut waktu dan tempat
hidupnya.
Sebuah pandangan hidup dapat dijadikan sebagai hukum dalam meraih mimpi, sebab dalam prosesnya semua terpaku pada pandangan hidup yang kita miliki .Pandangan hidup orang berbeda-beda ,karena dalam memaknainya setiap memiliki cara berfikir yang berbeda pula.
Teori dan Artikel tentang Pandangan Hidup
Teori
pandangan hidup adalah pendapat atau pertimbangan yang di
jadikan pegangan, pedoman, atau arahan, peunjuk hidup di dunia yang merupakan
hasil pemikiran manusia berdasarkan pengalaman sejarah menurut waktu dan tempat
hidupnya
Klasifikasi berdasarkan asalnya
a> Agama, contoh: kebenaran
b> Pandangan Hidup, yaitu idologi sesuai kebudayaan &
norma pada negara, contoh: sopan santun
c> Hasil Renungan
Cita-cita adalah keinginan, harapan, tujuan seseorang pada
masa yang akan datang
~ Memiliki cita- cita
~ Seberapa tinggi cita- cita
~ Kondisi
Kebajikan adalah perbuatan yang mendatangkan kebaikan pada
hakekatnya sama dengan perbuatan moral, perbuatan yang sesuai dengan norma-
norma agama dan etika
3 Segi melihat kebajikan
* manusia sebagai mahluk pribadi
* manusia sebagai mahluk sosial
* manusia sebagai mahluk Tuhan
3 Hal penentu tingkah laku
- faktor bawaan
- faktor lingkungan
- faktor pengalaman khas yang pernah di peroleh
Usaha (Perjuangan) adalah kerja keras melanjutkan hidup dan mewujudkan
cita- cita
Keyakinan (kepercayaan) adalah dasar pandangan hidup dari
akal atau kekuasaan Tuhan
menurut Dr. Harun Nasution ada tiga aliran filsafat
# Aliran Naturalisme adalah aliran yang berintikan pada
spekulasi
# Aliran Intelektualisme adalah aliran berdasarkan pada
logika dan akal
# Aliran Gabungan adalah aliran berdasarkan kekuatan gaib
dan akal
Langkah Pandangan Hidup yang baik
Mengenal, Mengerti, Menghayati, Meyakini, Mengabdi dan
Mengamankan
Artikel
MANUSIA DAN PANDANGAN HIDUP
setiap umat manusia pasti punya pandangan hidup. dsri kecil
di ajarkan apa yang terbaik buat masa depan kita sehingga bisa menjadi orang
sukses dimasa dewasa nanti. setiap manusi memang mempunyai pandangan hidup masing-masing.
apa yang ia mau itu adalah ciri sebagai pandangan hidup dia yang dilakukan.
jika seseorang tidak mempunyai pandangan hidup. ia akan
terjerumus dalam kemalasan dan tidak akan pernah maju dalam melakukan apapun.
dalam mengerjakan sesuatu yang harus kita lakukan adalah USAHA terlebih dahulu.
dari usaha itu lah akan bangkit menjadi besar dan besar. sehingga apa yang
ingin kita mau atau kita cita-citakan tercapai dengan apa yang kita lakukan.
lita harus tahuapa yang harus kita lakukan untuk hidup kita
. tidak hanya bole di ucapkan dibibir saja bahwa kita bisa menjadi orang
sukses. tetapi dengan cara USAHA itu lah yang mewajibkan kita agar bisa menjadi
orang sukses dan bisa mendapatkan apa yang kita mau atau yang kita cita-citakan
itu bisa terlaksana dan tergapai dengan apa yang kita lakukan selama ini yang
dengan hasil keringat sendiri dapat mencapai sebuah kesuksesan yang tak ada
hentinya..
jadi semua umat manusia jika tidak ada pandangan hidupnya
maka akan jauh cita-cita yang diinginkannya. jadi kita sebagai umat manusia
harus mempunyai PANDANGAN HIDUP agar mendapatkan kesuksesan yang kita inginkan
selama ini..
Pendapat
Sesuatu dapat dikatakan adil jika semuanya sudah mendapatkan haknya .Terkadang mendapatkan keadilan itu sangat sulit, bahkan masih banyak yang tidak mendapatkan keadilan .Dewasa ini keadilan sangatlah mahal harganya, mereka yang lemah adalah mereka yang tak akan mendapatkan keadilan .Keadilan bukanlah milik mereka yang kuat
Keadilan adalah milik semua orang ,baik kaya ,miskin ,kuat ,maupun lemah berhak mendapatkan keadilan .Keadilan yang merata pada kesemua orang yang sangat diharapkan oleh semuanya .Namun nampaknya keadilan saat ini adalah keadilan yang buta ,yaitu keadilan yang bisa didapat oleh mereka yang kuat.
Keadilan adalah milik semua orang ,baik kaya ,miskin ,kuat ,maupun lemah berhak mendapatkan keadilan .Keadilan yang merata pada kesemua orang yang sangat diharapkan oleh semuanya .Namun nampaknya keadilan saat ini adalah keadilan yang buta ,yaitu keadilan yang bisa didapat oleh mereka yang kuat.
Teori dan Artikel tentang Keadilan
Teori
Keadilan pada hakikatnya adalah memperlakukan seseorang atau
pihak lain sesuai dengan haknya. Yang menjadi hak setiap orang adalah diakuai
dan diperlakukan sesuai dengan harkat dan martabatnya, yang sama derajatnya,
yang sama hak dan kewajibannya, tanpa membedakan suku, keurunan, dan agamanya.
Hakikat keadilan dalam Pancasila, UUD 1945, dan GBHN, kata adil terdapat pada:
1. Pancasila yaitu sila kedua dan kelima
2. Pembukaan UUD 1945 yaitu alinea II dan IV
3. GBHN 1999-2004 tentang visi
Keadilan berasal dari kata adil. Menurut W.J.S.
Poerwodarminto kata adil berarti tidak berat sebelah, sepatutnya tidak
sewenang-wenang dan tidak memihak.
Pembagian keadilan menurut Aristoteles:
1. Keadilan Komutatif adalah perlakuan terhadap seseorang
yang tidak melihat jasa-jasa yang dilakukannya.
2. Keadilan Distributif adalah perlakuan terhadap seseorang
sesuai dengan jasa-jasa yang telah dibuatnya.
3. Keadialn Kodrat Alam adalah memberi sesuatusesuai dengan
yang diberikan orang lain kepada kita.
4. Keadilan Konvensional adalah seseorang yang telah menaati
segala peraturang perundang-undangan yang telah diwajibkan.
5. Keadilan Menurut Teori Perbaikan adalah seseorang yang
telah berusaha memulihkan nama baik orang lain yang telah tercemar
Pembagian keadilan menurut Plato:
1. Keadilan Moral, yaitu suatu perbuatan dapat dikatakan
adila secara moral apabila telah mampu memberikan perlakuan yang seimbang
antara hak dan kewajibannya.
2. Keadilan Prosedural, yaitu apabila seseorang telah mampu
melaksanakan perbuatan adil berdasarkan tata cara yang telah diterapkan.
Thomas Hobbes menjelaskan suatu perbuatan dikatakan adil
apabila telah didasarkan dengan perjanjian yang disepakati.
Notonegoro, menambahkan keadilan legalitas atau keadilan
hukum yaitu suatu keadan dikatakan adil jika sesuai ketentuan hukum yang
berlaku.
Artikel
Di suatu tempat dan waktu terdapat seorang kepala suku. Ia
sangat dihormati bukan hanya karena keperkasaan fisiknya, namun juga hikmatnya
dalam memimpin sukunya. Selama masa kepemimpinannya hukum benar-benar
ditegakkan sehingga semua anggota suku merasa aman.
Suatu kali, terjadi pencurian sapi milik seorang anggota
suku. Mendapat laporan itu, Kepala Suku mengumpulkan rakyatnya dan berkata
bahwa siapapun yang melakukan pencurian itu akan dihukum cambuk 20 kali. Ia
berharap agar ancaman tersebut dapat menghentikan pencurian tersebut.
Tetapi, tiga hari kemudian, ada lagi warga yang lain yang
mengadukan kehilangan ternak miliknya. Kepala Suku kecewa. Dan ia memberi tahu
rakyatnya bahwa ia telah menaikan ancaman hukuman menjadi 50 kali hukuman
cambuk. Sekali lagi, Kepala Suku berharap bahwa pencurian tersebut adalah yang
terakhir.
Ia salah. Dua hari setelah pemberitahuan kenaikan ancaman
tersebut, masih ada warga yang melaporkan kehilangan harta bendanya. Kepala
Suku sudah bukan kecewa lagi, tetapi marah besar. Dan, ia menaikan ancaman
hukuman menjadi 75 kali cambuk.
Seminggu setelah itu, terjadi keramaian di salah satu sudut
wilayah sukunya. Orang berkerumun. Di tengah-tengah kerumunan itu seorang
pemuda berusia 20-an tahun sedang tersungkur setelah dipukuli warga suku karena
kedapatan sementara berusaha mencuri kambing warga suku. Mereka menginterogasi
pemuda itu dan mendapati bahwa ia adalah orang yang sama yang telah melakukan
pencurian yang meresahkan suku.
Rakyat kemudian membawanya ke hadapan Kepala Suku. Dengan
wajah tertunduk, pemuda itu berjalan ke rumah Kepala Suku hingga ia tiba di
hadapan pemimpin suku tersebut. Kepala Suku mendekat untuk berusaha melihat
wajah pemuda yang telah berlumuran darah tersebut. Betapa kagetnya ia, ternyata
pemuda itu adalah anaknya sendiri.
Kepala Suku menghadapi dilema. Haruskah ia selaku Kepala
Suku menjalankan keadilan dengan melaksanakan ancaman hukuman cambuk 75 kali
tersebut, ataukah ia sebagai seorang ayah yang mengasihi anaknya membatalkan
pelaksanaan ancaman hukuman tersebut. Ia menyadari bahwa kedua perannya
tersebut bukan harus dipertentangan, tetapi harus diharmoniskan. Ia adalah
seorang yang berhikmat.
Kepala Suku bertitah bahwa hukuman harus dilaksanakan. Hukum
harus diberlakukan tanpa pandang bulu. Warganya, walaupun sangat terharu, makin
kagum dengan kepemimpinan pemimpin mereka.
Keesokan harinya, sang pemuda dengan punggung telanjang
telah diikat di suatu tiang di tengah lapangan terbuka, dengan seorang algojo
berbadan besar yang memegang cambuk. Ia hari itu bertugas mencambuk punggung
pemuda tersebut 75 kali.
Dari atas tempat duduknya di panggung, Kepala Suku dengan
sangat pedih hati, memerintahkan agar hukuman dipersiapkan. Aba-aba terakhir
akan diberikan oleh Kepala Suku sendiri. Algojo mengambil tempat di dekat
pemuda, dan mempersiapkan cambuknya. Ketika ia mengangkat tanggannya pada
posisi tertinggi dan menanti komando dari Kepala Suku, ia bukan mendengar
komando untuk mencambuk, tetapi “Tunggu…!”, teriak sang Kepala Suku.
Dan, Kepala Suku bergegas turun mendekati anaknya. Setiba di
hadapan sang algojo, Kepala Suku membuka baju kebesarannya, dan makin mendekati
anaknya. Warganya terkejut ketika Kepala Suku tiba-tiba memeluk anaknya yang
terikat di batang pohon dan menempelkan seluruh dadanya di punggung anaknya
sehingga seluruh tubuh Kepala Suku yang besar itu menutupi seluruh tubuh sang
pemuda.
Kepala Suku kemudian memberikan komando eksekusinya. Setiap
kali cambukan menghantam tubuh Kepala Suku, ia berkata kepada anaknya “Ayah
mengasihimu, anakku…!”. Saat itulah keadilan dan kasih menjadi suatu
keharmonisan dalam waktu dan tempat yang sama.
Nama : Muhammad Ramadhansyah
Kelas : 1IA07
NPM : 54411931
Langganan:
Postingan (Atom)